Pada awal abad ke 7, tepatnya tahun 623 M di tahun-tahun terakhir nabi Muhammad SAW berada di Mekah sebelum hijrah, terjadi sebuah fenomena menggemparkan, bulan terbelah menjadi dua kemudian menyatu kembali, keajabian ini juga disaksikan oleh berbagai peradaban saat itu, peristiwa ini merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW, ketika datang kepadanya sekumpulan orang kafir Makkah untuk meminta Rasulullah membuktikan kenabiannya dengan membelah bulan yang berada di sisi lain dari tempat Rasulullah berdiri saat itu, kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah dan dengan izin Nya, maka terjadilah fenomena tersebut, Rasulullah mengacungkan jarinya ke arah bulan, sesuai dengan gerak jarinya tersebut bulan pun terbelah, dan beberapa lama kemudian menyatu kembali. Walaupun bukti nyata tersebut telah jelas-jelas disaksikan oleh para kaum kafir Mekah disitu, mereka tetap menyangkal hal tersebut dan berdalih bahwa itu adalah ilmu sihir yang mempengaruhi penglihatan orang-orang yang berada disitu, akhirnya mereka menunggu pembuktian lebih lanjut dengan bertanya kepada orang-orang yang telah datang dari tempat yang jauh, setelah mereka menanyakan tentang kejadian tersebut, orang-orang ini, yang saat kejadian tersebut berlangsung berada di tempat yang berbeda dengan mereka, mengakui hal yang sama, mereka pun melihat bahwa bulan terbelah dua, tapi tetap saja, sebagai kaum yang menentang kebenaran Islam, para kafir Mekah ini menolak kebenaran tersebut.
Kejadian ini juga ternyata tidak hanya disaksikan oleh para penduduk di Jazirah Arab, peradaban lain di belahan bumi yang berbeda pun melihat saat-saat ketika bulan terbelah dua.

 


Raja Cheraman Perumal

Beliau adalah raja India pertama yang memeluk agama Islam pada awal abad ke 7. Raja Valiyathampuram yang merupakan keturunan beliau pernah berdialog dengan seorang AU Asif, raja Valiyathampuram ditanya apakah benar bahwa awalnya ajaran Islam masuk ke India karena peristiwa bulan terbelah dua oleh nabi Muhammad SAW, dan beliau pun menjawab, suatu malam raja Cheraman bersama istrinya melihat bulan secara tiba-tiba terbelah menjadi dua, berdasarkan informasi dari para pedagang dan penjelajah dari negeri yang jauh, beliau pun mengetahui bahwa itu adalah mukjizat nabi Muhammad SAW yang tinggal di tanah Arab. Karena hal tersebut sang raja memberikan seluruh harta kerajaannya dan meminta putranya untuk menjadi Gubernur serta mempercayakan seluruh kehidupan kerajaan kepadanya, setelah itu raja Cheraman pergi ke Jazirah Arab untuk menemui Rasulullah SAW dan masuk islam, kemudian mengganti namanya menjadi Tajuddin dengan Abu Bakar sebagai saksi. Dalam perjalanannya kembali ke India sang raja meninggal dunia, namun sebelum kematiannya, beliau sempat mengirimkan surat untuk para pemimpin lokal di India melalui Malik bin Dinar, disitu beliau menitipkan amanat bahwa pembawa surat tersebut harus diperlakukan sebaik-baiknya, diberikan pelayanan terbaik yang dimiliki kerajaan dan mempersilahkannya untuk membangun masjid di tanah India, sebagai tanda penghormatan kepada raja Cheraman para pemimpin Karala pun membantu pembangunan masjid tersebut yang sampai sekarang masih berdiri kokoh dan terpelihara baik serta dikenal sebagai masjid tertua di India, selain membantu pembangunan masjid Malik Cheraman, mereka juga turut membantu Malik bin Dinar R.A dalam kegiatan Syiar agama di daratan India melalui kebenaran tentang kisah Mukjizat Rasulullah SAW membelah bulan.

Manuskrip Kuno


Pada periode waktu yang sama peristiwa bulan terbelah dua juga tercatat dalam sebuah manuskrip kuno suku Maya, tepatnya pada tahun 623 M, mereka mengira di bulan telah terjadi gempa bumi sehingga membuat permukaan bulan terbelah menjadi dua. Mereka menggambarkannya dengan kelinci yang wajahnya terbelah dua bersama simbol dewi bulan, Jika anda perhatikan, tahun tersebut sangat tepat dengan peristiwa terbelahnya bulan, Rasulullah SAW lahir pada 570 M, selama 53 tahun beliau berada di Mekah sebelum berhijrah (570+53=623), Mukjizat tersebut terjadi di tahun terakhir Rasulullah berada di Mekah! Selain itu, manuskrip kuno persia dan sebuah kuil kuno di Cina juga memiliki catatan peristiwa yang sama dengan apa yang disaksikan suku Maya.


Tidak cukup sampai disitu, para ilmuan NASA pun menemukan struktur belahan di bulan dengan panjang ratusan kilometer yang berhasil membuat mereka kebingungan, pasalnya, hingga kini belum ada seorangpun yang sanggup menjelaskan bagaimana celah itu bisa ada di bulan, polanya pun terlihat seperti bekas dipotong kemudian menyambung kembali, di bumi pun diketahui memang terdapat beberapa celah yang pernah ditemukan, tapi tidak ada yang sepanjang dan sebesar celah tersebut, hal ini jelas terjadi bukan karena suatu proses biasa.