Seorang pria bercerita. Isteriku adalah cinta pertamaku. Kami berpacaran selama 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah.
Kami saling pengertian sangat dalam sehingga hanya dengan saling memandang saja, sudah tahu apa yang dipikirkan masing-masing.
Setelah menikah, isteriku telah membuktikan dirinya sebagai wanita yang baik. Dia hampir menghentikan semua kegemaran dan kebiasaannya, serta segala hobi, demi memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang isteri.
Sebelum berangkat kerja di pagi hari, aku hanya tinggal duduk, sementara sarapan, perlengkapan dan baju kerja, sudah disiapkan oleh isteri. Saat pulang kerja, makan malam pun sudah siap di meja dan aku hanya tinggal makan saja.
Semua pekerjaan rumah termasuk mencuci, menyapu dan memasak juga sudah beres dikerjakan oleh isteri. Keadaan ini berlangsung cukup lama sehingga aku mulai merasa biasa dan berfikir bahwa memang seharusnya itu kewajiban seorang istri untuk suaminya
Hingga suatu hari, di kantor akan diadakan rapat besar para direksi, jadi para karyawan diperbolehkan pulang lebih awal. Maka aku pun segera pulang.
Setelah tiba di rumah, aku melihat istriku sedang mandi. Namun yang membuat aku terkejut, dia mandi tanpa menutup pintu kamar mandi. Aku benar-benar tidak habis pikir dan saat itu juga aku langsung memarahinya.
“Kamu tidak punya sopan santun ya? Apa tidak malu kamu telanjang dilihat orang? Untung aku yang masuk ke rumah, bagaimana jika orang lain yang masuk? ”
Namun dia hanya menjawab, “Sayang, mari ke sini, masuk ke kamar mandi bersama saya!”
Awalnya aku agak ragu dan bertanya-tanya dalam hati apa maksud dari ucapannya, tapi akhirnya aku masuk ke kamar mandi juga.
“Nah, kamu lihat, dari sini kita bisa melihat jelas kedua anak kita, kalau aku menutup pintu kamar mandinya, lalu siapa yang akan mengawasi mereka.” ucap istriku.
Lalu tanpa sengaja, aku melihat ada beberapa bekas luka di tangannya dan betisnya juga mengalami lebam. Aku lalu menanyakan kenapa dia bisa mempunyai semua luka itu. Istriku pun menjelaskan bahwa semua itu terjadi saat dia melakukan pekerjaan rumah juga saat mengurus anak kami, tangannya melepuh terkena air panas untuk membuat susu, bengkaknya terjadi karena dia mengangkat barang berat cukup lama.
Sontak aku pun menyadari bahwa selama ini, tanpa aku ketahui, ternyata istriku telah menanggung beban pekerjaan yang begitu banyak. Tiba-tiba hatiku terasa sakit, aku merasa sedih sekaligus malu. Aku merasa bodoh dan bersalah, bagaimana bisa selama ini aku tidak tahu kalau pekerjaan istriku begitu banyak.
Aku lalu memeluk istriku, aku menangis dan meminta maaf padanya. Dan sejak hari itu, setiap ada kesempatan aku pasti akan membantu pekerjaan istri, dan kini, bukan hanya istri, aku sendiri tidak menutup pintu kamar mandi saat mandi, supaya aku juga bisa terus mengawasi anak-anak kami.
Sahabat. Kehidupan suami istri yang bahagia, cuma dapat terwujud, kalau keduanya mau untuk saling memahami juga saling pengertian.
Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.
Sumber: storiesoflife.today